Ketika orang berkenalan dengan kamera banyak hal yang bisa terjadi. Karena hari ini hampir semua barang elektronik yang punya kemampuan komunikasi bisa merekam gambar dan suara. Dari mulai laptop, hp dan tentu saja kamera.
Entah fotografi sebagai mata pencaharian, hobi atau mainan, tren pencarian di google menunjukan kalau fotografi sekarang sangat memasyarakat di Indonesia. Dari rasa penasaran, belajar otodidak dan bahkan memulai kursus atau sekolah. Orang-orang sekarang mulai banyak yang mempelajari bagaimana mereka bisa membuat foto yang baik dan menarik.
Entah kamu mengambil kursus, sekolah, otodidak atau belajar di komunitas, semangat mempelajari fotografi sekarang ini mungkin sedang tinggi-tingginya. Komunitas fotografi banyak berdiri di kampus-kampus dan bahkan sekarang di kantor-kantor, fotografi diminati di berbagai rentang berbagai usia.
Buat kamu yang belajar otodidak pun sekarang bisa dibilang cukup mudah. Informasi yang terdapat di Internet mengenai tutorial, pengoprasian bodi kamera, bahkan sampai tutorial editing foto juga banyak. Tinggal lihat dan praktek.
Mudahnya akses internet dan banyaknya berbagai macam video dan artikel tentang tutorial foto. Mana dulu sih yang pertama kamu pelajari? Apakah tentang pencahayaan, pengoperasian kamera atau malah harus baca manualnya dulu? Nah di artikel seperti ini lah saya mencoba memudahkan proses awal kamu mempelajari fotografi dengan memahami cahaya menurut kamera.
Memahami Cahaya dalam Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa Yunani dari kata fotos dan grafos. Fotos berarti cahaya, grafos adalah gambar, diartikan sebagai menggambar dengan cahaya. Tapi menurut pengalaman mbah, bisa juga diartikan “gambarnya tergantung cahaya”.
Semua benda yang bisa memotret itu bisa mengukur cahaya. Jadi pencahayaan yang kita pelajari adalah cahaya menurut pembacaan kamera kalian (atau hp). Lalu bagaimana cara kita mengukur cahaya lewat kamera itu? ada beberapa hal yang berpengaruh dalam pembacaan cahaya kamera.
Light Meter
Metering Kamera

kompensasi eksposur pada Sony Xperia M2
Setiap kamera (DSLR, MIrrorless, Medium Format, hp dll) bisa mengukur cahaya. Hanya saja untuk kamera saku dan hp ada yang bisa diatur (manual), ada yang tidak bisa (full auto). Sedangkan kamera yang levelnya lebih tinggi bisa diatur pengaturannya secara manual.
Angka 0 menunjukan bahwa pencahayaan normal. Berarti hasil foto kamu akan jelas, tidak terlalu gelap atau tidak terlalu terang, pencahayaannya Cukup! Sedang angka -1, -2 dst, menunjukan kalau gambar terlalu gelap di area yang diukur cahayanya. Sedang angka +1, +2 dst. Menunjukan kalau area yang diukur metering kamera terlalu terang.

Metering pada kamera NIkon D7100 menunjukan kalau objek yang difoto terlalu gelap (-)
Terkadang tidak masalah apabila angka metering kamera ada di +1 atau -1. Karena kamampuan merekam detail di area tergantung juga kameranya. Semakin mahal kameranya, semakin tinggi kemampuan merekam detailnya. Juga tergantung situasi pencahaaannya.
Semakin sering kamu memotret dan terus mempelajari setiap aspek fotografi, pada akhirnya kamu juga akan mampu memahami mana metering yang baik dan buruk untuk situasi pencahayaan tertentu.
ISO Rating
ISO rating adalah kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. ISO yang menentukan seberapa cepat kamera kalian bisa menangkap cahaya. Semakin tinggi ISO ratingnya berarti semakin tinggi pula kecepatan sensor kamera kamu menangkap cahaya.
Tapi tidak sebatas itu ISO rating pengaruhnya. Ketika kalian menggunakan ISO yang tinggi biasanya semakin banyak pula noise-nya (bintik warna-warni di foto kalian kalau kalian memotret di situasi minim cahaya).

ISO menunjukan 1600, biasanya digunakan dalam pencahyaan yang redup atau remang
ISO bisa dipilih ketika kamera kalian memang bisa dioperasikan secara manual. Sedangkan untuk kamera hp ada yang bisa dan ada yang tidak tergantung fitur hp kamu sendiri. Penggunaan ISO tinggi (400, 800, 1600 dst) digunakan saat memotret situasi minim cahaya. Seperti pemotretan pada malam hari atau di situasi pencahayaan temaram dan objek foto kamu bergerak cepat dan kamu ingin agar dia tegas dalam foto, maka gunakanlah ISO tinggi.
Sedangkan ISO rendah digunakan dalam situasi yang cukup cahaya atau ketika kamu memotret landscape, citylight atau bisa juga ketika memotret di Studio. ISO rating yang rendah (50, 64, 100, 200) digunakan ketika kamu menginginkan detail dan kualitas gambar yang maksimal.
ISO 64 adalah ISO pada kamera digital paling rendah saat ini. Bahkan menurut Dpreview ISO 64 di kamera Nikon D810 menyaingi kualitas gambar Medium format.
Sebetulnya masih banyak materi tentang tutorial fotografi khususnya tentang cahaya yang belum dibahas. Hanya saja karena keterbatasan waktu, mari berjumpa lain kali di artikel selanjutnya.
Salam Pemotret!
Leave a Reply